Rabu, 12 Agustus 2020

Acara Perpisahan dengan Anak-anak Madrasah

 

Hari ini adalah hari ke-27 saya melakukan KKL-DR, kegiatan saya hari ini yaitu melakukan acara perpisahan dengan anak-anak Madrasah di desa ini. Di hari ini juga saya membuat artikel tentang "Berlebih-lebihan dalam sesuatu yang Halal".


Ekstremitas Adalah Hal Yang Tercela
Tambahkan teks

Halal adalah suatu objek ataupun kegiatan yang telah diizinkan oleh Islam untuk dapat digunakan atau dilaksanakan. Menurut para ulama, menyibukkan diri pada hal-hal yang mubah secara berlebihan adalah salah satu langkah setan untuk menyebabkan diri manusia menjadi lalai. Hal-hal yang berlebihan yang sering kita temui seperti berlebihan dalam bergaul, makan, tidur, berbicara, melihat, mendengar, dan lain-lain. Ketika seseorang berlebihan melakukan suatu hal, maka hal ini akan menjadi kebiasaan dan berpengaruh terhadap hati. Dan jika berlebihan, maka perbuatan halal diatas menyebabkan seseorang menjadi angkuh dan lupa mengingat Allah.

Apabila manusia terlanjur sibuk dengan kenikmatan ataupun kemewahan yang halal, maka ia akan jatuh ke dalam keragu-raguan (syubhat) dan pada akhirnya akan terjerumus kedalam jurang syahwat. Jika kita melihat kehidupan Rasululullah saw, maka akan kita dapati unsur kezuhudan dan kefakirannya. Hal ini karena tidak ada yang dapat memperbaiki keadaan seseorang kecuali dengan kefakiran. Namun, rasulullah saw lebih memilih untuk mementingkan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia, bahkan rasululullah saw wafat tanpa meninggalkan sepersen dirham pun. Padahal, jika rasullullah menginginkan kekayaan maka pasti Allah kabulkan, namun akhirat bagi rasululllah adalah jauh lebih penting daripada kehidupan duniawi ini.

Perihal orang yang berlebih-lebihan dalam hal-hal mubah, menyebabkan kerugian pada diri seseorang. Misalnya, ketika seseorang itu berlebihan dalam memakan makanan, maka dampaknya akan terasa berat untuk melaksanakan ibadah dan terdorong pada nafsu syahwatnya. Nafsu perut adalah faktor terbesar penyebab kebinasaan manusia, dan karena nafsu perut inilah nabi Adam a.s dikeluarkan dari surga. Sama halnya dengan sikap berlebih-lebihan ketika berbicara yang menyebabkan manusia terlanjur dalam dosa ghibah. Maka dari itu, sikap kita sebagai umat muslim, janganlah terlalu berlebih-lebihan dalam menyikapi sesuatu yang halal, karena Allah sangat benci dengan perbuatan yang berlebih-lebihan yang menyebabkan dirinya merugi di akhirat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar